Selamat Ulang Tahun anakku,
Hari ini, ingin kurayakan tangisan pertamamu
Kau lahir di ruang biru yang sangat aku kenal,
Diantara orang-orang yang tertidur pulas,

Kuberi kau nama Jika,
Agar kelak kau jadi pemimpi
Karena dunia tempatku lahir telah mati
Karena mimpi perlahan tiada

Selamat Ulang Tahun, Jika
Hari ini, tangisan pertamamu dua tahun lalu,
Teriakan yang menidurkan para sastrawan,
Isakan yang membuaiku, yang menenangkanku

Selamat Ulang Tahun, Jika
Aku ingin merayakan kelahiranmu 2 tahun lalu
Agar kau bisa tenang dan tersenyum
Di Peristirahatan Terakhirmu.


Sungguh aku sangat ingin menghidupkanmu kembali, Jika, Anakku, tapi ibumu takut melihatmu lagi....

Jangan panggil aku dengan namaku, panggil aku, sastra
Karena kadang aku ingin membuat diriku sendir
Karena aku adalah sastra,
Toreh nadi kiriku,
Kau akan lihat darah kahlil gibran,
Sedang yang kanan,
Akan mengalir darah laila majnun.
Tatap kehidupanku baik-baik,
Karena shakespeare pun akan menangis melihatnya..
Karena dirimu adalah sastra,
Tawamu adalah pagi dan tangismu adalah malam,
Yang menggenggam matahari dan bintang sebgai kekuatan.
Hidupmu tidaklah baik-baik saja
Sebab hujan telah membantumu melahirkan goresan kata.
Karena aku adalah sastra,
Sedang bayangku adalah hujan,
Dan hidup ini akan kulalui,
Walau nanti aku jadi gila.
Karena dirimu adalah sastra,
Katamu kan bermetamorfosa menjadi nada,
Mengalunkan tentang keindahan juga ketakutan.
Mereka mungkin akan menyebutmu gila,
Namun kegilaan seorang sastra adalah sebuah nyanyian.
Karena aku adalah sastra,
Dari metamorfosa yang tak sempurna,
Ketakutan dan kegilaannya menyempurnakanku,
Dengar baik-baik,
Apakah nyanyian itu membuatmu tertidur,
Ataukah ia adalah tangisan anak bayi?
Karena dirimu adalah sastra,
Ketakutan dan kegilaan hanyalah potongan dari puzzle kesempurnaan,
Masih ada sunyi dan rasa dingin yang akan melengkapinya
Siapakah dirimu?
Nyanyian seperti ini tak akan mampu membuatku terlelap,
Sebab ia bukanlah suara ibuku dan bukan pula tangis anak bayi,
Namun nyanyian ini telah melemparku jauh kesudut ruang tanya
Apakah aku juga akan menjadi gila?
Karena aku adalah sastra,
Dan kegilaan adalah kesempurnaan bagiku.
Ya,
Karena drimu adalah sastra...

Lelaki tua itu hanya ingin membuatnya tersenyum,
Dan ingin menari bersamamu diatas aspal panas itu,
Merasakan keringat yang jatuh meluncur dengan bebas di bawah leher kekasihnya

Lelaki tua itu tersenyum melihat sepatunya yang berserakan dibawah kasur,
Memalingkan wajah, seorang perempuan tua tertidur lelap.
Berbaring dan memeluk sang perempuan dari belakang dan membelainya,
Berbisik. "aku masih mencintaimu sama seperti saat aku pertama kali mengenalmu dulu”

Anak kecil berlari kecil dan menatap langit yang ia tak tahu apa sebenarnya langit,
dia tersenyum dan bertanya pada ayahnya,
"Ayah, kenapa langit cerah saat ini",
Karena sekarang disana ibumu tinggal dan dia ingin melihatmu dengan jelas saat ini

Bagaimana mungkin aku melupakanmu saat kau sudah bagian dari otakku,
Mana mungkin aku meninggalkanmu saat kau sudah menyatu dengan bayanganku,
Mana mungkin aku bisa membencimu saat kau sudah menjadi alasan kenapa jantungku berdetak?!

Wajahmu masih saja mendekam di otakku,
sedang suaramu belum juga berhenti terngiang tepat di gendang telingaku,
bahkan aroma tubuhmu terus tak mau hilang di hidungku,
walai mataku sudah tak bisa lagi menikmatim.

Bila nanti aku tak ada di dunia ini lagi, siapa nanti yang akan mengirimkanku karangan bunga?
Pagi ini aku ingin bercerita tentang sebuah bulan yang tiba-iba jatuh dari langit dan mengenaiku tepat diantara kedua pahaku,,kata orang,,aku beruntung bila aku kejatuhan bulan,,tapi kalau bulan it betul-betul menimpaku,,apakah aku haris bersyukur atau mengaduh kesakitan..
mungkin surat pertama yang akan kau tulis ini tak sesempurna tulisan para maestro cinta yang sudah menari diatas tubuh pecintanya,,berlenggak-lenggok mengikui irama musik arab padang pasir,,tapi yang ingin aku katakan pada setiap pecinta..bulan yang indahpun terkadang menyakitkan.. aku mulai menulis dan menghiasi lembar ini hanya unuk menyenangkan sesuatu yang tak bisa kusebut disini..
hanya itu
http://i870.photobucket.com/albums/ab269/thiyarenjana/Hujanku/rn21.gif
Menunggu hujan bersanding denganku lagi malam nanti,
entah esok atau lusa,
aku akan meminang hujan

Hujan datang menyapaku siang ini.
kami bercinta sampai puas,
hingga rembesan yang kau cium saat ini adalah sisa percintaan kami

hujan menyapaku sore ini,
menyamarkan halo menutup cahaya matahari.
Hujan menyapaku menyapaku sore ini,
menyamarkan gelap yang mendekat.

Hujan menyapaku sore ini,
menggerayangi tubuhku
Matahari jatuh dan malam menerkam,
hujan pun tak kunjung datang,
harus merindu pada senja ataukah pagi sudah siap menjamahku?

Kantuk datang dan hujan mulai menghilang,
tertelan malam dan tersendiri,
merindukan hujan,
merindukan rintik,
merindukan tetesnya,
haruskah aku bertanya tentang kepergiannya?
akankah hujan akan membangunkanku esok hari dan memperlihatkan pelangi?

Ingin pergi ke pangkuan hujan,
karena badai telah menyapaku dari kemarin,
dan petir sudah lelah menjilat tubuhku.

Hujan,
jangan perlihatkan pelangi,
tetaplah rintik

Hujan masih saja bersembunyi tak mendengar,
sengaja atau tidak,
dia tetap tak ada disini

Hujan itu bersembunyi,
tapi aku tahu dimana letak awan


Hujan mencium pipiku perlahan,
memaknai tetesan air yang mengecup bibirku,
terasa asin,
air mata ternyata sudah merajai lidahku dari semalam

Jari lentikmu menyapaku semalam,
bersama titik hujan bercampur tangis yang terusap.

Gitar itu kini meninggalkan noda air mata
Merindukanmu seperti merindukan masakan ibuku

Dan tentang kau yang masih tak aku tahu dimana,
ini mungkin sesalku yang pertama

Kini kau sudah bersatu dengan kenangan,
menjadikan jejak yang ingin kulangkahkan terantuk batu,
dan lukisan tentang kita kini perlahan berjarak di dinding rumahku

Kau terdampar di ruang kosong bersama kenangan tentang aku,
nanti bila ruang itu kembali kau penuhi dengan hiasan yang lain,
coba kau lihat,
masih adakah sisa coretan yang pernah kita lukis bersama

Ajari aku melukis bentuk hati yang baru,
karena setiap kanvas yang aku lihat,
selalu saja bentuk hati lama yang terbayang
Aku ingin bercerita tentangmu
Mencetak ribuan tulisan tentangmu
Menulis jutaan puisi dan lagu tentangmu
------------------------------------------------

Pada perempuan yang rindu akan tak-hadirku di sampingnya
Pada wanita yang menderaikan airmatanya kala aku bersalah
Pada dara yang menunggu dan memimpikanku disudut kamarnya
Hanya ingin mengucapkan salam tidur untuk lelapmu
------------------------------------------------------------------------------
Jangan lihat aku dengan bibirku
Ia tak pandai meyulam sutera yang sering kau puja
Lidahku telah terlatih untuk duduk diam dan tersenyum
Tatap aku pada laku
Seperti kau menatap Chaplin yang bisu
Dan ribuan bahasa telah aku pelajari dengan tubuhku
I sit to window seeing fox rain
Wonder maybe it would be you in there

Change clear sky with cloudy
I give the bead you give me and cover your pain for awhile
While I'm here wanted to lift your lip's tip up

Back to moment i kissed you,
It flashed through the vein in my head,
Yet, i still feel the flesh of your lips in my brain

Back to the moment you gave me "love" smile
I saw and just pretended it just another "ordinary" smile
But your eyes confirmed it, i smile again, in my imagination

Followers

Total Pageviews