Dia Serupa Dirimu

/
11 Comments

Kutatap matanya lekat-lekat, hanya kosong yang bisa menjalar keseluruh inderaku, rindu yang kuharap kembali beralih jadi hanya berbalas sepi, dia tersenyum dalam tidur terakhirnya, berbalut putih yang akan mengantarnya menuju nirwana, balutan suci yang sangat cocok dengan matanya.

Kusentuh kembali tangannya yang sudah lama tak pernah kujamah, hanya dingin yang lagi-lagi kembali menyentuhku, teringat bisik yang pernah kita tuangkan diantara gelap malam, bahwa rindu kita jangan pernah berpisah. Rindu kita akan tetap terlaksana walau mata sudah tak bisa saling menatap, walau tubuh kita sudah tak bisa menunggu.

Ada dingin yang tiba-tiba mengalir pelan-pelan dari mataku, mata air yang selalu saja bersembunyi dibalik tegarnya aku, dan ini adalah sentuhan terakhir dariku yang akan mengantarmu menuju cinta sejatimu, cinta sejati kita semua, cinta sejati yang menyatukan kita di dunia, kutitipkan salam padanya lewat kecupan yang kutinggal dibibirmu, sampaikan pada sang cinta sejati, dia harus menjagamu seperti saat kau berlari bahagia dihamparan ilalang sambil bernyanyi lagu hujan.

            ~~Kulepas kau dengan mata air yang mengalir deras dan tersembunyi~~

Terbangun dari lelap yang terus mengembalikanku kemasa dimana hujan begitu indah dalam derai yang selalu jatuh diantara taman bunga yang kita semai di halam rumah kita. Masa disaat lelapmu dan lelapmu menyatu dalam biru yang kita sebut cinta.

Ada sosok serupa masa lalu yang menarik-narik kenanganku padamu, dia berlari kearahku, sama seperti dirimu, lalu dia berlalu disampingku, sepintas kutatap senyum yang dia kirim pada temannya, senyumnya seperti rekaman senyum yang pernah kau perlihatkan padaku.

Dia mengenal orang yang kau kenal seluruhnya, dia memiliki fisik yang sama sepertimu, dia berpakaian serupa dirimu, mungkin dia adalah dirimu yang menjelma dari masa lalu, dan kembali mengitariku. Tapi meninggalkan rasa cintamu di jasad yang dulu.



You may also like

11 comments:

  1. original. realistic. dead-level honesty. superb

    ReplyDelete
  2. Perempuan Hujan itu (mungkin) sudah tak ada.

    ReplyDelete
  3. you just caught up in that moment, caught up in her smile... hmmm,, be strong then :)

    ReplyDelete
  4. Dan senyum itu selalu saja mematikanku.

    ReplyDelete
  5. agak sedih juga ketika salah satu tokoh dalam tulisanmu harus kehabisan peran.... habis hujan siapa lagi?

    ReplyDelete
  6. Mungkin aku tak pernah mau menghilangkan hujan dalam ingatanku

    ReplyDelete
  7. Besok akan muncul tokoh baru==> PELANGI.. :))

    ReplyDelete
  8. bolehlah hujan asal jangan badai.

    ReplyDelete

Followers

Total Pageviews