aku ingin bertemu denganmu lagi
Bercerita tentang aku, kamu, dan kita yang sekarang ini.
Suatu saat nanti, ingatkan padaku,
bahwa pertemuan kita nanti,
aku yang akan dengan senang menyajikan minuman kesukaanmu yang juga kesukaanku itu.
Merindulah semampumu,
Sekuat tenagamu
Pun ketika kami kalah, senyummu tak harus lepas dari bibirmu.
Tersenyumlah, kamu.
Kita berdua;
Adalah jodoh,
Adalah sepasang merpati,
Adalah cinta
Adalah temu-harap langit dan bumi
Aku, dan kamu;
Adalah ingatan yang tak lekang,
Adalah aroma masakan yang tak bisa dilupakan,
Adalah masa lalu yang tak pernah dipisahkan.
Pada deru-deru lagu-lagu malam-malam
Dada di dera-dera seorang dara
Pada dada yang deru-menderu
Ada lagu di malam ini mendera-dera telinga.
Ada yang lupa di antara kita
tentang lelap yang kita bangun malam-malam agar mimpi tak terlalu menjadi momok menakutkan kala kita terbangun pagi nanti
ada yang luka di antara kita
tentang janji untuk selalu mengingat hari-hari tertentu, semisal hari di mana kita pertama bersama, hari di saat kita terbangun malam-malam, hari di kala kita meninggalkan kota dan menenggelamkan segala keluh kesah kita ke dalam dingin laut lalu kecup tak henti-henti kita letupkan
ada yang lekang di antara kita
ada yang lepas di antara kita
ada yang lerai dalam peluk kita
ada yang lupa saling mengingat
ada
kita
saling
lupa
luka
Duhai perempuanku
Kutulis sebuah kata cinta di sebuah pulau
Di mana desir-desir angin membawa lalu segala rindu
Padamu
Di sebuah pulau yang penuh angan-angan
Kurentangkan seluruh tangan untuk segera memelukmu
Mata kututup rapat-rapat, hela kuhirup dalam-dalam
Cintaku padamu serupa pulau ini
Air laut kuumpamakan sebagai jarak antara kita
Air pasang memisahkan kita berjarak-jarak
Air surut menyatukan pulau ini dengan daratan, pun diri kita
Di pulau ini kubangun sebuah karya dari batu-batu karang
Kutinggikan agar segera nampak olehmu di seberang
Tak ada jurang, ada pelangi yang menjembatani kisah kita
Maka sayang, segeralah datang
Dekapku merindukan tubuhmu
Di sini
Di pulau baluno
Cerita lalu-lalang
Begitu pesat di pinggir jalan
Ada yang bilang
Diri sedang terpapah berjalan
Cerita berseliweran tak tentu
Tentang seekor burung yang telah bersarang
Menunggu pasangan yang datang tak menentu
Teriakan kelelawar siang hari melepas penat
Ah, ada saja cerita yang tertahan agar tak berkelebat
Sungut-sungut segelas kopi terseruput di balik hutan lebat
Ah, ada saja suara-suara yang lebih lengking dari kelelawar dalam hutan
Lalu datang lagi sebuah berita
Yang sedang meronta-ronta ingin bercerita
Yang ingin berbisik tapi tak bisa
Lalu berubah ular yang penuh bisa
Kamu, dia, mereka. Berlomba-lomba menyambung berita
Tak bertanya pada yang empunya titah
Ah, kamu, dia, mereka
Tak peka
Kali ini aku ingin belajar membaca peta
Agar tak tersesat menuju jalan paling berliku, hatimu
Berjalan ke arah atas kah? ke kiri kah? atau langsung saja ke depanmu?
Jarak antara kita tak terlalu jauh
kulihat di peta, hanya sejengkal saja
Tak perlu mengayuh, jarak aku dan kamu beberapa waktu saja lewat udara
Aku ingin belajar mencarimu,
Lewat alamat yang terkirimkan darimu.
Ingatkah?
lupakah?
Jika kelak kutemukan rumahmu
Aku ingin kamu tersenyum dan melompat kegirangan seperti biasa.
Jika, nanti aku ketuk lagi pintu rumahmu
Akankah segera kamu buka sesegera mungkin?
Rain rain rain
a droplet from the sky
Leaving marks on my shirt
Rain rain rain
Can you tell me the news from above?
Is the cloud doing fine?
Oh dear rain
Fall fall fall
from the sky to kiss me
Oh tears of heaven
Do you miss somebody tonight?
'cause i did
Lalu yang tumbuh
Hilang berganti
Lalu yang di tubuh
Mengendap dalam hati
Pergi, pergi jauh
Ke tempat di Mana kau berada
Pergi, pergi jauh
Kemana hatimu berada
Sesap, seruput, sesap, seruput
Yang mati tak mau terganti

Followers

Total Pageviews