danausembilanmei

/
0 Comments


kau diam, menatapku dengan senyum tak pasti
daun hanya berani berlalu, tak satupun singgah mengganggumu

"bila rindu tak bisa menggapai, entah apalagi yang aku kerahkan"
"sudah, cukup rindu saja, itu sudah menjerakanku, namun tak meruntuhkanku"


sejenak ribut berlalu, tak bertahan lama, senyummu terlalu ribut diotakku
bayangan pohon dengan rela menaungi, tak banyak bicara

"bisakah kau beralih pada cinta? benci sudah terlalu lama berdiam disini"
"tak ada pilihan lain? aku ingin rindu ini tak bertuan, dan kecupanmu hanya membekas"


aku lagilagi terdiam, angin meniup aroma, mengantarnya pada rongga nafasku
aku berdiri, mengajakmu berlalu, tak bisa bertahan lama pada diam

"mari, danau sudah bosan mendengar diammu dan diamku"
"tunggu, aku ingin menjabarkan pisah ini, agar luka tak dalam"
"tidak, aku sudah puas menikmati hadirmu kini, jangan siram aku dengan alasan"
"tapi..."
"mari diam dan tersenyum mengenang suka, tak perlu duka kau tabur"


aku berlalu, sinis pada rumput hijau dan danau,
senyum getir kupersembahkan di perjamuan terakhir.


You may also like

No comments:

Followers

Total Pageviews