Puisi Khusus Untukmu

/
3 Comments


Biarkan cerita itu kita nikmati dan kita ceritakan pada anak cucu kita sambil tertawa dan sesekali menyeruput teh buatanmu, mereka pasti cemburu dan ingin mengikuti kisah kita, yang sempat terpisah.


Dari Nol Kilometer, akan kudampingi dirimu, sampai Puncak Jaya, bahkan sampai nirwana, akan tetap kukencangkan genggamanku padamu, tidak apa-apa kan?

Mungkin nanti, aku tak ingat lagi tanggal pertemuan kita, ingatkan aku, karena aku ingin tetap mengenang senyummmu.


---Sebuah Puisi Untukmu—

Secangkir teh yang tadinya sudah mulai mendingin,
Kepulan asap sudah tak mau keluar dari pekatnya.
Roti bakarpun sudah perlahan mengikuti suasana ruang ini

Sebuah kenangan sudah mulai usang,
Beberapa detil kenangan sudah tak kuingat lagi.
Bahkan hampir lupa pada pertama kali tangan kita bersentuh.

Terbangun dari atas kasur dingin,
Kau terbaring disampingku
Lelap, dan kau masih tetap manis.

Sudah berapa kali tanggal itu berulang,
Ketika kau sudah sah kurebut dari ayahmu.
Dan kita jadi sepasang raja-ratu sehari.


Diluar begitu ribut, beberapa suara anak kecil,
Itu cucu cicit kita yang mengetuk pintu kamar kita,
Ingin mereka kita keluar dan bermain, sambil sesekali tertawa.

Ah, cinta tak pernah berubah,
Bahkan cinta ini masih seperti saat pertama bertemu.

Dulu,
Seorang gadis duduk manis di sebuah kedai kopi sambil menyeruput teh hangat.
Sekarang, walau sudah termakan waktu,
Seorang perempuan manis tertidur lelap di atas kasur bersamaku. Cantik.


You may also like

3 comments:

  1. Gadis ini atau mungkin perempuan ini telah membuat aku merasa iri,
    aku ingin memiliki orang seperti kamu, sayangnya kamu telah miliknya...
    masih adakah satu tersisa untukku?

    ReplyDelete
  2. Mari sama berkenalan, dan bermain kata

    ReplyDelete

Followers

Total Pageviews