Tulisan yang menunggu

/
2 Comments
Aku duduk disini, sendiri
Menghitung tulisan yang tercipta,
Sudah tak terhitung jari.

Mengapa aku sendiri?
Karena kesepian sudah menjadi ramah padaku

Aku duduk sendiri, menutup mata,
Mencerna beberapa tulisan
Sambil menyeruput kopi yang kembali hangat

Mengapa menutup mata?
Karena ada tulisan yang menunggu dirimu.

Aku duduk disini, menunggu,
Menyeruput kopi hitam yang rasanya berubah-ubah,
Tentang ada atau tidak adanya dirimu.

Mengapa aku menunggu?
Karena menunggumu, mata air tulisanku.

Mungkin memang aku bodoh, menjadi daun yang menari-nari
Tertiup angin yang entah kemana, atau bagaimana.
Setidaknya, aku tak akan terlalu jauh jatuh dari kau yang menggenggam
Mengendap, melebur, menyatu dengan tanah, lalu menyuburkan kembali apa yang kita pendam

Aku menunggu, dan mencoba setia,
Bosankah menunggu?
Bukankah kesetiaan itu memang harus diadu?

Oh iya, masih bisa kutagih kopi buatanmu? 


You may also like

2 comments:

Followers

Total Pageviews