Kepada:Perempuan

/
0 Comments
Tetes demi tetes jatuh dari langit
Dua tangan tengadah, dua mata yang berderai
Tetes demi tetes menyatu menjadi genang
Diciptakannya sebuah kenang dari tiap tetes.

Ada dingin yang tak bisa diceritakan
Ada pelukan yang tak bisa diungkapkan
Ada detakan jantung yang semakin menderu
Lalu perlahan, menggelaparkan diri di bawah langit

Hari ini, kukenang kau sebagai tuan rumah pada rindu
Kucipta kau dari ruas-ruas jemari yang menari tak karuan di udara lepas

Aku ingin mengenangmu sebagai perempuan yang pernah mencintaiku.


You may also like

No comments:

Followers

Total Pageviews