Hujan, dan kenangan. Kita

/
2 Comments

Hujan, dan kita tetap saja adalah kata yang berubah jadi satu, dan kenangan selalu datang tak diundang. Dan menikam diam-diam

Jawaban entah, adalah ketika aku berada di masa antara ingin mengingatmu, atau harus melupakanmu, kau terlalu jauh, dari jangkauan, tapi terlalu dekat untuk aku lupa.



Dua hari lagi tanggal 27, dan januari adalah pertemuan pertama kita di kota Makassar ini. Ada aura magis di angka itu, aura yang selalu membuatku merinding, bahkan ketika melihat angka 27 di depan rumahmu.
Masih tentang hujan, entah mengapa ada beberapa tetes yang terasa asin.

Mungkin juga bukan menunggu yang kita lakukan, mungkin yang kita butuh adalah gerak, agar kita semakin mendekat.

Kata kita semakin berputar, dan ini sudah sekian kalinya kuucapkan, kenangan selalu saja melukai kita, disaat kita tak sadar kita sedang terluka, bahkan kadang terlalu terhanyut dengan luka itu.
Haruskah cerita ini kuhentikan dipertengahan? Dan memulai menulis kisah baru?


You may also like

2 comments:

  1. Aku mampir dan terpaku pada satu judul tulisan ini, serta gambar yang ada di dalamnya. Bolehkah aku menangis untuk kenangan ini? setidaknya itu yang aku rasakan, pertama kali, meski barangkali itu bukan untukku.

    ReplyDelete

Followers

Total Pageviews